Minggu, 14 Februari 2010
Profil Ketua Teater Putih Periode 2009/2010
Inilah sosok ketua UKMF Teater Putih FKIP Unram periode kepengurusan 2008/2009. ketua yang dikenal dengan panggilan “prodo” ini mempunyai nama lengkap Muhammad Khairussibyan, namun nama akrab di anggotanya adalah cukup simpel, Byan (bukan sore lo).
Pemuda yang mepunyai ciri khas selalu memberikan orang senyuman (baik org waras, baik, jahat, sampai yang gila). Karena murah senyum ini, dia dikenal tidak cepat marah. Orangnya yang penyabar ini diidentikkan dengan tokoh utama pda film laris 90-an, “Si Doel Anak Sekolahan” yaitu Rano Karno (mirip kan). Sang ketua yang merupakan mahasiswa pada jurusan Bahasa dan Seni Prodi Bastrindo (Bahasa Sastra Indonesia) angkatan 2006 dan sekarang sedang menempuh KKN dan skripsi ini merupakan salah satu mahasiswa yang rajin berbuat onar di kampus (positif lo!).
Kritikan-kritikan terhadap kampus dia gagas melalui bidangnya yaitu teater. Kisahnya pun sampai dia harus rela mendapat nilai D dari dosen yang dia sindir lewat teaterikal-teaterikal yang pernah dia dan teman-temannya lakukan.
Pemuda yang lahir di Lombok Timur pada tanggal 12 Februari 1988 mempunyai kegemaran membaca buku-buku tentang sastra (sesuai jurusan lah). Dia mempunyai keyakinan bahwa dengan sastra kita bisa berkembang untuk bisa memaknai hidup ini lebih berwarna. Ketua yang mengagumi ”Sang Merak” WS. Rendra ini mempunyai mimpi untuk membentuk Teater Putih bisa lebih mempunyai gigi di pentas teater lokal, nasional maupun internasional.
Pesannya untuk seluruh generasi muda teater dimanapun berada,” Teruslah berproses tanpa ada kata untuk berhenti walaupun telah menjadi orang di luar dunia teater, karena proses bukanlah hanya melalui latihan dan pementasan tapi lebih luas dari itu. Proses melalui pemikiran-pemikiran dan ide-ide kreatif yang bertujuan untuk membangun semangat teater itu sangatlah dibutuhkan untuk masa depan teater di masa yang akan datang.” Ujarnya di sela-sela kesibukannya melaksanakn KKN.
Selamat menempuh KKN pak, kami di lingkaran Teater Putih menunggumu untuk saling bergandengan tangan guna meraih impian teater gemilang dan menjadi inspirasi tiap orang untuk melakoni drama kehidupannya.
SALAM BUDAYA!
Senin, 08 Februari 2010
Iwan Fals dalam Lingkaran Teater Kita
Di lingkaran kami berpandangan
Di lingkaran kami mengucapkan..
Aku cinta padamu...
Aku cinta padamu...
Itulah sepenggal lirik yang dilantunkann oleh Bang Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul "Lingkaran". inilah lagu yang dijadikan lagu wajib bagi komunitas teater Teater Putih. lagu ini yang mengilhami anggota Teater Putih (anak-anak merpati) menjadi lebih saling menghargai dalam menjal;ankan proses kreatif teater untk selanjutnya.
dalam setiap liriknya, Bang Iwan menyajikan sesuatu yang memberikan rasa persatuan, kebersamaan dan ketulusan dalam melakukan hal yang terbaik untuk perjuangan dalam mencapai cita-cita. bukan hanya harapan untuk memperoleh hal itu, tapi semangat yang lahir dari lagu ini memberikan motivasi yang positif untuk para anak merpati.
seperti kutipan lirik lagunya,"malam boleh berlalu, gelap boleh menghadang...disni kami membuka mata...," apapun yang akan menjadi tantangan ke depan adalah sebuah tonggak sejarah yang akan menjadi faktor pendorong dalam berkreatifitas.
Mari berjuang dalam alunan seni dan budaya!
SALAM TEATER...SALAM SENI BUDAYA!
Minggu, 07 Februari 2010
Sabtu, 06 Februari 2010
FESTIVAL TEATER MODERN PELAJAR Se NTB XI 2009
Teater di tanah Bumi Gora ini telah mulai menggeliat kembali, berbagai pentas yang berprospek untuk membangun apresiasi peminat teater mulai banyak dilakukan. Usaha – usaha untuk melangkah ke depan telah dilakukan dengan semakin meningkatkan kualitas pementasan. Pementasan yang dilaksanakan dengan dukungan berbagai pihak tetus diusahakan.
Perjuangan menuju hal yang lebih baik dilakoni oleh komunitas – komunitas teater yang tumbuh dan mengembangkan diri mereka di ranah NTB ini. Mulai dari komunitas teater mahasiswa hingga komunitas teater indioendent saling bergandengan tangan untuk menghidupkan kembali gairah teater. Selain pentas – pentas yang mengundang banyak apresiasi dari kalangan masnyarakat NTB, diadakan juga kompetisi – kompetisi yang bertujuan untuk membentuk komunitas teater muda yang potensial dan para pelaku teater yang mempunyai mental bersaing untuk menjadi cikal bakal teaterawan yang bisa diandalkan oleh dunia perteateran NTB pada masa yang akan datang.
Salah satu kompetisi teater yang berkembang dan sangat ditunggu oleh para komunitas teater renmaja di NTB ini adalah Festival Teater Moderen Pelajar (FTMP) yang mempunyai sasaran adalah komunitas teater remaja yang ada di sekolah – sekolah menengah atas di provinsi NTB ini. Festival ini diselenggarakan setiap tahun oleh komunitas teater mahasiswa Teater Putih FKIP Unram.
Pelaksanaan festival ini telah memasuli umur yang ke 11 sejak pelaksanan pertamanya pada tahun 1998. pada pelaksanan yang ke 11 ini, pembaharuan – pembaharuan pun dilaksanakan untuk mencapai pelaksanaa yang lebih baik dari tahun – tahun sebelumnya. Mulai dari sistem pemilihan naskah yang di koordinir oleh panitia sebagai penyedia naskah yang akan dipentaskan oleh para peserta, dengan kebebasan para peserta dalam mengeksplor naskah itu selama masih dalam jalur ketentuan lomba yaitu realis konvensional.
Perubahan tidak sebatas dalam pengadaan naskah pementasan akan tetapi juga dalam hal distribusi syarat dan ketentuan lomba. Panitia tidak lagi memakai tumpukan kertas yang sangat berisiko untuk hilang atau rusak terkena pengaruh alam selama pengiriman. Panitia berinisiatif mengganti kertas dengan disc casette yang lebih simpel dan juga biaya yang lebih rendah dengan tetap mempertahankan kualitas pengiriman.
Walaupun usaha – usaha maksimal telah dilakukan, masalha bukan tidak menghampiri. Pelaksanaan terkendala oleh penyediaan akomodasi bagi peserta. Permasalahan akomodasi ini berawal dari perijinan peminjaman wisma yang sangat berbelit – belit sampai menyentuh hal penting seperti air dan ranjang tempat tidur yang tidak tersedia secara maksimal. Beberapa masalah juga timbul dari peserta sendiri yang tidak tepat waktu dalam penyerahan berkas – berkas lomba.
Dengan berbagai permasalahan tersebut, panitia terus bekerja denga maksiomal untuk segera menyelesaikan hal – hal tersebut demi kelancaran lomba. Dengan keinginan yang kuat, akhirnya kesulitan – kesulitan itu pun terselesaikan tepat waktu.
Dengan beberapa kekurangan yang terjadi, festival (FTMP) XI ini secara umum berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya. Festival kali ini juga membuktikan bahwa teater telah mendapat tempat hati di masyarakat NTB, terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta yang turut ambil bagian dalam festival ini. Apreasi masyarakat pun semakin meningkat dengan kuantitas apresiator yang hadir tiap malam untuk menyaksikan pementasan dari para generasi muda teater ini selalu padat pengunjung.
Baiklah, FTMP ke XI telah terlaksana dengan baik pada tahun ini, semoga pelaksanaan FTMP pada tahun – tahun yang akan datang mempunyai bobot yang lebih baik dan lebih bisa menyerap kebutuhan akan dahaga dunia teater di ranah NTB khususnya serta bisa menyumbangkan pemikiran – pemikiran positif bagi kemajuan teater selanjutnya NTB di tingkat nasional ataupun internasional, amien!
Bersama Dalam Hidup Teater
Kami anak – anak merpati yang ingin terus berjuang untuk membangun seni teater di tanah air ini, khususnya di NTB menyatakan bahwa kami yakin dengan segala keinginan dan kemauan yang kuat untuk ,melakukan hal itu kami bisa berbuat banyak buat mewujudkan mimpi kami itu.
Dengan kerjasama dan saling percaya dalam tim kami memulai segala perjuangan kami itu. Sengan proses yang berkesinambungan kami terus membentuk para calon teaterwan yang kuat dan tahan banting untuk melakoni drama kehidupan seni teater di tanah kelahiran mereka. Berjuang tanpa kata putus asa guna mencapai cita – cita adalah modal utama yang kami perlukan menuju dunia teater yang gemilang dan bersinar.
Tidak hanya berbicara atau berteori yang banyak tanpa berbuat, kami berusaha menyatukan segala unsur dasar teater untuk berbuat lebih banyak lagi untuk membuktikan eksistensi kami dalam dunia perteateran nasional dan jika perlu internasional. Kami anak – anak merpati yang mengaku bahwa teater adalah hidup kami yang kedua berusaha dengan segala kemampuan menciptakan cerminan teater sebagai kekayaan generasi muda indonesia khususnya generasi NTB.
Jumat, 05 Februari 2010
profile teater putih
Teater Putih , inilah salah satu komunitas teater yang eksis di dunia perteateran NTB. Teater yang brprospek pada proses pembentukan anggota menjadi para penggelut teater yang mempunyai kemampuan dasar yang kuat. Dalam prosesnya, komunitas teater ini menerapkan proses dasar yang rutin dan berkesinambungan.
Komunitas teater yang berdiri pada tahun 1983 di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unramdirintis dengan penuh tantangan yang menjadi modal penting untuk maju dan menatap kedepan. Perpecahan pun pernah dialami, ketika dibentuknya teater kampus di bawah naungan Universitas Mataram. Ketua pertama adalah Adi Pranajaya, seorang mahasiswa FKIP angkatan pertama. Sekarang bergelut dalam dunia perfilman nasional.
Komunitas Teater Putih dilatar belakangi oleh pembukaan jurusan Bahasa dan Seni. Para mahasiswa jurusan ini pada awalnya mengelompokkan diri mereka dalam kelompok kecil. Atas gagasan beberapa mahasiswa akhirnya dibentuklahko0munitas teatr mahasiswa pada bulan September 1983. komunitas itu diberi nama Teater Putih.
Nama Teater Putih diilhami dari julukan kampus FKIP yaitu Kampus Putih, ini memang kontras dengan warna yang sering kita temui dalam teater yaitu hitam.
Pada perkembangannya, anggota teater bukan hanya dari kalangan bahasa dan seni, seiring dengan dibukana jurusan lain. Mereka merasa tertarik untuk bergabung dengan komunitas ini.
Hingga kini, Teater Putih terus menjaga eksistensinya dengan mengadakan pementasan dari skala kecil sampai skala besar. Pada periode 2009/2010, Teater Putih yang merupakan organisasi mahasiswa di ketuai oleh M. Khairussibyan (Byan), mahasiswa jurusan Bahasa dan Seni pada Prodi. Bastrindo angkatan 2006. di bawah kepemimpinan Byan, komunitas teater ini berusaha menggapai masa-masa kejayaan Teater Putih pada masa kepengurusan sebelumnya.
Tantangan yang akan dihadapi oleh Teater Putih ke depan akan semakin besar, mengingat situasi dan kondisi perteateran di tanah air. Ditambah pula dengan masalah – masalah yang muncul baik dari interen dan eksteren organisasi maupun kampus.
Akhir kata, Teater Putih dengan anak – anak merpatinya akan tetap berprosesdan berjuang untuk mengembangkan teater di ranah Bumi Gora NTBdengan dilandaskan oleh keyakina, kepercayaan dan semanta untuk meraih cita – cita menuju dunia teater NTB yang gemilang.
Mari anak – anak merpati pacu diri kalian dan sisingkan lengan bajumu karena nasib seni dan budaya daerah ini merupakan tanggung jawab kalian lah untu menjaganya karena kalianlah generasi penerus perjuangan.
SALAM TEATER! SALAM SENI BUDAYA!
Kamis, 04 Februari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)